PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Tabel Perkembangan penduduk dunia
Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Perkembangan Pertahun
|
1830
|
1 Milyar
|
-
|
1930
|
2 Milyar
|
1%
|
1960
|
3 Milyar
|
1,7%
|
1975
|
4 Milyar
|
2,2%
|
1987
|
5 Milyar
|
2%
|
1996
|
6 Milyar
|
2%
|
2006
|
7 Milyar
|
2%
|
Bisa kita lihat rata – rata
setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan
penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia
sangat pesat pertumbuhannya.
Tabel Pengandaan Penduduk Dunia
Tahun penggandaan
Tahun Penggandaan
|
Perkiraan Penduduk Dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Menggunakan interpolasi linear
dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan
dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang
berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing
mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model
pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada
penggandaan lain dalam abad ini.
Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi
Pertambahan Penduduk
Kematian
Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi
oleh faktor pendukung kematian dan
faktor penghambat kematian .
Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah
jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan
mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan
terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti
Rumus Tingkat Kematian Kasar
Ket :
CDR =
Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D
= Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P
= Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K
= Bilangan konstan 1000
Rumus Tingkat Kematian Khusus
Ket :
ASDRx =
Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu
selama satu tahun
Px =
Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K
= Bilangan konstan 1000
Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah angka
yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka
kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
·
Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.
·
Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.
·
Angka kelahiran dikatakan rendah
jika angka kelahiran < 20 per tahun.
Migrasi
A. Pengertian
dan sebab Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat
lain atau dari sati daerah ke daerah lain untuk mencari kehidupan yang lebih
baik dari tempat asalnya. Banyak faktor yang mendorong manusia untuk
bermigrasi. Faktor pendorong terjadinya migrasi antara lain adalah:
1.
adanya bencana alam di daerah asak, seperti gunung meletus, banjir, gempa,
akibat tsunami, dsb.
2.
kurangnya lapangan pekerjaan.
3.
fasilitas kehidupan di daerah asal kurang memadai, seperti fasilitas
pendidikan, transportasi dan kesehatan.
4.
terkena penggusuran karena adanya proyek pembangunan.
5.
mencari penghasilan yang lebih baik.
Selain
faktor pendorong, ada pula faktor penarik, yaitu segala hal yang menarik
seseorang atau sekelompok orang untuk pindah ke tempat yang baru. Faktor
penarik terjadinya migrasi, antara lain adalah:
1.
tersedianya kesempatan bekerja di tempat yang baru.
2.
lingkungan budaya di daerah baru dianggap lebih sesuai, dan
3.
adanya fasilitas kehidupan yang lebih lengkap.
B. Macam-macam
Migrasi
1.
Migrasi Nasional
Migrasi nasional adalah perpindahan penduduk dari satu
tempat ke tempat lain dalam lingkup satu negara. Migrasi nasional terdiri atas
transmigrasi dan urbanisasi.
a.
Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang
padat ke daerah jarang penduduknya dalam satu pulau ataupun antarpulau. Orang
yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.
Transmigrasi
diajukan untuk mencapai pemerataan penyebaran penduduk. Pulau Jawa merupakan
pulau yang paling padat sehingga Pulau Jawa ditetapkan sebagai daerah asal
transmigrasi.
Pelaksanaan
transmigrasi diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1972.
Tujuan
transmigrasi, yaitu;
1)
meningkatkan pembangunan daerah dan taraf hidup penduduk.
2)
menjaga keseimbangan penyebaran penduduk dan pemerataan pembangunan,
3)
pemanfaatan secara maksimal sumber daya manusia dan alam,
4)
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa,
5)
memperkuat pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas).
Program
transmigrasi secara resmi dimulai sejak tahun 1951. Secara umum transmigrasi
terdiri atas transmigrasi umum, transmigrasi spontan, dan transmigrasi khusus.
1)
Transmigrasi Umum
Transmigrasi
umum adalah transmigrasi yang pelaksanaannya diatur oleh pemerintah. Para
transmigran dibiayai kepindahannya dan diberi bantuan tanah untuk digarap.
Mereka juga menerima bantuan bimbingan, seperti pendidikan, kesehatan, dan
pangan.
2)
Transmigrasi Spontan
Transmigrasi Spontan adalah transmigrasi yang perpindahannya
atas prakarsa transmigran sendiri tetapi di tempat tujuan mereka mendapat
bantuan tanah dari pemerintah. Transmigrasi spontan disebut juga transmigrasi
swakarsa.
3)
Transmigrasi Khusus
Transmigrasi khusus adalah transmigrasi yang para
transmigrannya memiliki keahlian atau pengetahuan khusus. seperti transmigrasi
pola PIR-bun (Perkebunan Inti Rakyat-Perkebunan). Dalam transmigrasi ini, para
transmigrannya adalah para petani perkebunan.
b. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi pada umumnya disebabkan daya tarik kota yang banyak memberi harapan
untuk memperoleh pekerjaan dengan upah yang tinggi. Selain itu faktor kemajuan
kota yang lebih cepat dibandingkan dengan pedesaan membuat orang tertarik
datang ke kota.
2.
Migrasi Internasional
Migrasi
internasional meliputi hal-hal berikut ini.
a.
Imigrasi
Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke
negara lain. Tenaga kerja belanda dan cina yang masuk ke indonesia adalah
contoh imigrasi. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b.
Emigrasi
Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke
negara lain. Pengiriman TKI ke Arab Saudi dan Malaysia adalah contoh emigrasi.
Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
c.
Remigrasi
Remigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara
kembali ke negara asalnya setelah beberapa lama ditinggalkan. Orang Indonesia
pulang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya di Singapura adalah
contoh remigrasi.
C.
Manfaat dan Kerugian dari Migrasi
Manfaat
migrasi diantaranya:
1.
pemerataan penyebaran penduduk dan keseimbangan penduduk,
2.
pemerataan lahan pertanian dan perkebunan
3.
pemerataan pembangunan di setiap daerah
4.
mempertebal rasa persatuan dan kesatuan.
5.
pertukaran pengetahuan antara penduduk asal dan pendatang.
Selain
memberikan mafaat, migrasi dapat pula memberi kerugian terutama migrasi dari
desa ke kota (urbanisasi). Kerugian itu antara lain:
1.
perkembangan desa akan terhambat karena kehilangan tenaga-tenaga produktif.
2.
tingkat pengangguran di kota semakin tinggi karena mereka datang tidak dengan
keterampilan yang cukup.
3.
memunculkan daerah-daerah kumuh di perkotaan.
4.
menimbulkan potensi kriminalitas karena desakan ekonomi.
Struktur penduduk
terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1.
Piramida Penduduk Muda : Piramida
ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya
kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India,
Brazil dan Indonesia.
2.
Piramida Stationer : Bentuk
piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat
kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk
yang berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia,
Belanda dan Skandinavia.
3.
Piramida Penduduk Tua : Bentuk
piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang
sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran
jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara
yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan
Perancis.
Macam Bentuk
Piramida Penduduk
Perlu
diketahui bahwa piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara,
namun tetap patokan dasarna ada 3 bentuk, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Digambarkan
seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran
yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat
di negara berkembangseperti Indonesia, Malaysia, Filipina, India
Ciri-ciri Piramida Expansive
a. Sebagianbesar
berada pada kelompok penduduk muda
b.Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c.Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
b.Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c.Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida
Penduduk Stasioner
Piramida
Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada
piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner).
Biasanya terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang
Ciri-ciri
Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk
pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat
kelahiran rendah
c. Tingkat
kematian rendah
d.
Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
3.
Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Nah
kalau yang ini kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti
Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat
kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh
negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia
Ciri-ciri
Piramida Penduduk Tua :
a. Sebagian
besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah
penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat
kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d.
Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
RASIO KETERGANTUNGAN
Konsep
Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Definisi
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 - 64 tahun.
Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rumus
Dimana :
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio), di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur
|
Jumlah Penduduk
|
0-14
|
63 206 000
|
15-64
|
13 3057 000
|
65+
|
9 580 000
|
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan
|
Rasio Ketergantungan
|
RKTot
|
54,7
|
RKMuda
|
47,0
|
RKTua
|
7,2
|
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Rasio ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan keadaan pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan total adalah sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun secara pasti sampai tahun 2000. Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan tingkat kelahiran sebagai dampak dari keberhasilan program keluarga berencana selama 30 tahun terakhir.
KEBUDAYAAN
DAN KEPRIBADIAN
Pertumbuhan
dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu
Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
Zaman Batu
Muda (Neolithikum)
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk
mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk
mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka
perlukan.
Ciri – ciri
zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa
kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson
berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan
perunggu.
Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme
tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua
agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara
damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya-
karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat,
seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
Kebudayaan Islam
Abad
ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad
ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah
Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara
Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di
Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah
yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr
Kalimantan.
Kebudayaan
Barat
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ;
Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan
dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan
rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul
sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama
dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar